SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Kamis, 19 Juli 2012

Saat aku Memulai


Saat Aku Memulai

Bismillah…
Ukhty…
Saat aku mulai melihat segerombolan semut-semut dipekarangan rumahmu,
Aku hendak menemuimu, memperingatkanmu untuk berhati-hati agar semut itu jangan sampai masuk kerumahmu dan membuatmu susah.
Namun, saat kakiku mulai melangkah, aku kemudian berfikir lagi, aku membuka kedua mataku lalu memandang disekeliling rumahku. Aku kemudian tersadar bahwa ternyata disekitar rumahku bukan hanya ada semut-semut kecil yang memungkin kan untuk bisa masuk kerumahku.
Disini, disekeliling rumahku, ada tikus-tikus nakal yang harus nya segera ku usir.
Disini juga ada ular-ular berbisa yang kapan saja siap mengginggitku.
Disini ada segerombolan gajah yang siap merusak pekarangan rumahku.
Dibelakang rumahku, masih dipenuhi rumput-rumput, ilalang, semak belukar yang harusnya segera aku siangi agar tak mengganggu.
Aku kemudian menghentikan  langkahku ukhty…aku berdiri disini menatap rumahmu dalam diamku. Aku ingat, sejak kebersamaan kita dihari itu, aku tau kau membawa bibit bunga dan tanaman yang banyak, kemudian kau menanamnya disekeliling rumahmu.
Dalam kebersamaan kita selanjutnya ukhty ….aku tau bahwa kau sangat rajin membersihkan rumput-rumput yang tumbuh dipekaranganmu agar ia tak mengganggu tanaman yang engkau tanam. Kau pun  rajin menyiram tanaman mu itu agar tumbuh subur dan bibit-bibit bunga itu pun terus tumbuh dan berbunga, warna-warni nan indah. Hampir disetiap hari pekaranganmu dihampiri kupu-kupu yang indah dan capung yang berterbangan kesana kemari. Aku melihatmu begitu bahagia,,,,
Dan aku….? Aku dan kamu kala itu membawa mimpi yang sama. Memperindah rumah kita dengan taman bunga penuh warna dan kehijauan yang menyejukkan panca indera…
Namun ternyata,  aku membawa bibit yang salah.  Dan kala itu aku tak menyadarinya. Hingga aku tetap menanamnya dipekaranganku. Tanaman itu tumbuh seiring waktu, namun ia bukan bunga warna-warni tapi tanaman berduri yang bisa saja melukaiku. Ia juga bukan tanaman hijau yang menyejukkan melainkan tanaman beracun yang dapat membahayakan.
Waktu terus berlalu, dari hari itu sampai pada hari ini. Rumput-rumput tumbuh subur dipekarangan dan sekeliling rumahku, bahkan ilalang, tunas-tunas yang kemudian menjadi semak-semak karena aku tak sering menyempatkan diri untuk membersihkannya.
Ukhty…aku kemudian terpaku….aku masih berdiri disini, menatap rumahmu dari tempat aku berdiri. Rumahmu Indah ukhty….namun rumahku tak bisa kukatakan begitu. Akhirnya aku putuskan untuk mengurungkan niatku menemuimu, karena aku fikir semut-semut itu tak akan terlalu mengganggmu. Kau lebih dari pada bisa untuk mengatasinya. Kekhawatiranku seharusnya tak berlebihan.
Dalam renunganku, aku kemudian mengerti bahwa segerombolan semut-semut dipekarangan rumahmu yang nampak jelas dipandanganku adalah cara Allah untuk menyapaku, agar aku ingat dan mau memandang ke sekeliling rumahku bahwa disini aku masih punya begitu banyak pekerjaan rumah. Aku berusaha dan terus mencoba berprasangka baik pada Allah yang Maha Adil…bahwa Dia punya cara tersendiri untuk membaikkan aku…
Aku kemudian tergugu dan menangis,,,,sesekali aku merasa lemas tak berdaya. Tak lagi punya kekuatan untuk berjalan, bahkan sekedar untuk merangkak dan berteriak. Tapi satu hal, bahwa aku tak penah membunuh harapanku, seburuk apapun kondisiku kala itu. Begitulah aku. Tak berlebihan jika aku dikatakan tak tau malu…tapi memang begitulah aku. Aku bertahan dalam rasa yang hampir putus asa. Celah harapan ku terasa masih sedikit lagi, tapi aku memang tak pernah benar-benar membuangnya. Karena ia adalah satu-satu nya alasan aku bertahan dan hidup.
Dalam kecilnya celah harapan itu, aku selalu mengatakan pada diriku sendiri, meyakini dalam sesaknya dadaku, bahwa aku akan mampu mencari bibit-bibit baru untuk kembali aku tanam dipekaranganku. Mengganti tanaman yang berduri dan beracun dengan bunga-bunga indah yang wangi. Aku bisa menggantikan semak-semak yang mengganggu dengan tanaman-tanaman hijau yang mempesona. Aku bisa mengusir hama-hama dan binatang-binatang berbisa itu dan menggantinya dengan ribuan kupu-kupu yang indah menghiasi taman ku.
Memang tak mudah, namun aku pasti bisa. Karena harapan itu cukup bagiku  untuk memulai bangkit dan berlari.
Karena, Diujung jalan sana sudah ada ayah yang menantiku dengan penuh pengharapan dan rasa bangga…
Karena, disana sudah ada ibu yang mengulurkan tangannya, menanti kedatanganku untuk menyambutnya…
Disana juga, ada kedua adikku dan seorang kakak yang aku sayangi. Mereka semua menanti kedatanganku. Mereka semua menaruh harapannya masing-masing kepadaku.
Dan karena, Allah sudah membuatku melangkah sampai sejauh ini,,,,maka aku tak boleh mundur selangkahpun.
Memang, masa sudah begitu banyak berlalu, musim semi telah terlewati beberapa kali tanpa aku sadari. Tapi yang aku tau, sampai detik ini aku masih diberi kesempatan. Mungkin untuk yang kesekian kalinya, sekali lagi dengan tanpa aku sadari bahwa banyak momentum berharga yang sudah aku palingkan.
Tapi,,,,aku tak akan pernah menoleh kebelakang lagi kecuali hanya untuk belajar dan introspeksi. Setelahnya, aku tak pernah menangasi masa lalu lagi. Karena bibit-bibit sudah siap untuk ditanam. Dan lahan-lahan itu sudah saatnya untuk diolah.
Aku harus bisa mengencangkan ikat pinggang, menguatkan kedua kakiku, mengepalkan kedua tanganku, dan menyiapkan punggung dan bahu ku untuk memikul beban yang tak ringan.
25 tahun bukan lagi usia remaja. Proses pencarian jati diri harusnya sudah cukup. Terdidik selama kurang lebih 5 tahun, harusnya mampu membuatku memahami lebih banyak tentang liku-liku perjuangan ini. Menangis sudah tak terhitung berapa ratus bahkan beribu kali, harusnya mampu menghidupkan hati. Mampu keluar dari masalah-masalah yang tak kecil, harusnya mampu menempa diri menjadi dewasa dalam berfikir, bertindak dan membuat keputusan…
Bila yakin dengan Allah, harusnya memang tak ragu lagi….karena tak ada keragu-raguan dalam keyakinan…
Maka, inilah aku ukhty….seseorang yang dipersaudarakan Allah denganmu dan kemudian mengikatkan nya dalam ikatan yang disebuat ukhuwah, seseorang yang mungkin tak engkau kenali dan juga tak mengenalimu dengan sebenarnya. Ini lah aku ukhty…mulai hari ini, setiap hariku adalah MEMULAI…untuk PERBAIKAN.

                                                            Palembang, 16 Mei 2012
                                    Kala aku merasa aku harus memulai.
Memulai melihat diriku yang berharga, dan memulai untuk berlari…
                                                            MELIYA _HAMASAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar